BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan teori pendapatan nasional dengan pendapatan per kapita memiliki hubungan yang searah dengan tingkat kemakmuran suatu negara. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional dan pendapatan per kapita suatu negara, maka tngkat kemakmuran negara tersebut akan semakin tinggi pula. Begitu pula sebaliknya.
Perbedaan antara pendapatan nasional dengan pendapatan per kapita terletak pada objek yang dianalisis. Jika pendapatan nasional menganalisis pendapatan dari suatu negara secara keseluruhan, maka pendapatan per kapita hanya menganalisis pendapatan dari suatu individu di dalam suatu negara.
BAB II
ISI
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Susunan neraca pembayaran dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi keuangan, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain.
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital account. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat tiga transaksi :
· Ekspor dan Impor barang tampak.
· Ekspor dan Impor jasa (atau barang tak tampak).
· Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.
2. Neraca Modal
Neraca modal mencatat dua transaksi :
· Aliran modal jangka panjang.
Biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
· Aliran modal jangka swasta.
Dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
3. Neraca keseluruhan
Neraca Keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.
Fungsi Neraca Pembayaran :
- Mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi (ekspor/impor, hubungan uang piutang, penanaman modal).
- Mengambil kebijakan di bidang moneter dan fiskal.
- Mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadapa pendapatan nasional.
- Mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan internasional.
- Mendapatkan gambaran tentang pengaruh transaksi luar negri terhadap pendapatan nasional.
Neraca Perdagangan (Trade Balance) adalah sebuah ukuran selisih antara nilai impor dan ekspor atas barang nyata dan jasa. Tingkat neraca perdagangan dan perubahan ekspor dan impor. Neraca perdagangan adalah mencatat keadaan ekspor & impor barang/jasa.
- Ekspor : kayu, garmen
- Impor : suku cadang kendaraan, barang elektronik
Ekspor > impor <=> neraca perdagangan (+)
Ekspor<impor <=> neraca perdagangan (-)
Ekspor <=> kredit Impor<=> debet
Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk menerima neraca pembayaran dari penduduk lain.
Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak untuk menerima neraca pembayaran dari penduduk lain.
K>D = Surplus
K<D = Defisit
K=D = Seimbang
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Komponen pendapatan Nasional :
§ Konsumsi
§ Investasi/tabungan
§ Pengeluaran pemerintah
§ Ekspor-Impor
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional :
§ Konsumsi
§ Investasi
Konsep yang berhubungan dengan Pendapatan Nasional :
Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Produk Domestik Bruto (GDP) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. Pedapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Tujuan Pendapatan Nasional :
§ Mengetahui perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun.
§ Mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
§ Mengetahui kemajuan suatu negara dalam mencapai kemakmuran.
Manfaat Pendapatan Nasional :
§ Menggambarkan jenis perekonomian dan strukturnya.
§ Membandingkan perekonomian antarnegara dan antardaerah.
§ Membandingkan data pendapatan dari waktu ke waktu.
§ Membantu pemerintah merumuskan kebijakan di bidang ekonomi.
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M).
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negaraindustri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapuratermasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang penting adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang demikian.
Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain ditentukan oleh sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk beaing dengan barang-barang yang dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar tingkat pendapatan nasioanl, makin besar pula nilai impor.
BAB III
KESIMPULAN
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Semakin tinggi garis kemiskinan semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin.
Sumber :
- Buku Ekonomi
- Buku MakroEkonomi
- http:// id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran