Kamis, 24 Maret 2011

Sektor Pertanian

BAB I
PENDAHULUAN

            Kemampuan pertanian kita untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sedang menurun dengan sangat besar. Dan sekarang Indonesia berada dalam ancaman rawan pangan, bukan karena tidak adanya pangan tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari supply luar. Selain itu pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negeri yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.
            Langkah untuk mengatasi ketiga masalah itu yakni harus dibuat road map (peta jalan) untuk industri berbasis agro dan perkebunan, regionalisasi pengembangan komoditi untuk menuju skala ekonomi dan aglomerasi, pengembangan pertanian tanaman pangan, peternakan dan industri kecil menengah pedesaan.
            Selain itu aspek penting lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan social capital untuk sektor pertanian guna meningkatkan efesiensi, produktivitas dan inovasi. Pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih proaktif dalam membangun inisiatif dan tindakan untuk membuat jejaring kersajama usaha tani sebagai agenda pembangunan daerah.

BAB II
ISI
           
            Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
            Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian  di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
            Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, Permesinan pertanian biokimia dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani.
Pembangunan pertanian dapat diarahkan untuk mewujudkan dua fungsi :
1.      Fungsi Primer               : meningkatkan kesejahteraan petani yang mejadi suyek pembangunan pertanian itu sendiri .
2.      Fungsi Instrumental     : sebagai alat pendukung pembangunan sektor-sektor lain.
            Oleh karena itu, organisasi petani dan lembaga swadaya masyarakat perlu terus melakukan advokasi sehingga keputusan menjadi sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan pertanian benar-benar dilaksanakan secara konsisten.
            Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.
Bentuk-Bentuk Pertanian Di Indonesia :
1. Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.
3. Pekarangan
Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan / digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
4. Ladang Berpindah
Ladang berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.
Beberapa Hasil-Hasil Pertanian Di Indonesia :
1. Pertanian Tanaman Pangan :
- Padi
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Ubi Jalar
- Ketela Pohon
2. Pertanian Tanaman Perdagangan :
- Kopi
- Teh
- Kelapa
- Karet
- Kina
- Cengkeh
- Kapas
- Tembakau
- Kelapa Sawit
- Tebu

BAB III
KESIMPULAN

            Pemerintah harus berani dan tegas dalam membuka, menciptakan, dan mengamankan pasar produk pertanian.

Sumber ::

Kamis, 17 Maret 2011

Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN

            Semenjak gejolak dan kerusuhan sosial merebak di berbagai daerah, kesenjangan sosial banyak dibicarakan. Beberapa pakar dan pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah kesenjangan sosial. Tidak seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.

BAB II
KEMISKINAN

            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif.

 

JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA


            Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut.

  • -          Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.

  • -          Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

 

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN


§  Tingkat dan laju pertumbuhan output.
§  Tingkat upah neto.
§  Distribusi pendapatan.
§  Kesempatan kerja.
§  Tingkat inflasi.
§  Pajak dan subsidi.
§  Investasi.
§  Alokasi serta kualitas SDA.
§  Ketersediaan fasilitas umum.
§  Penggunaan teknologi.
§  Tingkat dan jenis pendidikan.
§  Kondisi fisik dan alam.

Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan :

1.    Pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan.
2.    Pemerintahan yang baik (good governance).
3.    Pembangunan sosial.


KESENJANGAN SOSIAL

            Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.
            Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang dapat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal). Rendahnya kualitas sumberdaya manusia karena tingkat pendidikan (keterampilan) atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan. faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat keterbatasan atau rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi karena ada hambatan-hambatan atau tekanan­-tekanan struktural. Kesenjangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan structural. Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan struktural meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum.
            Maka ihwal kesenjangan sosial tidak semata-mata karena faktor internal dan kebudayaan, tetapi lebih disebabkan oleh adanya hambatan structural yang membatasi serta tidak memberikan peluang untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Breman (1985:166) menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”, sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain, gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya himpitan structural. Perlu dipertanyakan mengapa masyarakat dan kaum miskin pasrah dengan keadaan itu? Ketidakberdayaan (politik) dan kemiskinan kronis menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun untuk mengikuti kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik dan ekonomi dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.

BAB III
KESIMPULAN

             Kesenjangan sosial di masyarakat adalah faktor perbedaan pendapatan, perbedaan gaya hidup dan perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Dengan adanya perbedaan- perbedaan tersebut membuat di kalangan masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu si kaya dan si miskin.

DAFTAR PUSTAKA

·         id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
·         profsyamsiah.wordpress.com/2009/04/23/49/html
/

Selasa, 15 Maret 2011

Puasa

Puasa dalam bahasa Arab disebut shaum atau shiyam yang secara bahasa artinya adalah menahan. Sedangkan menurut istilah ahli fikih, puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu, baik nafsu makan maupun nafsu berhubungan seksual, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat melakukan puasa. Puasa diisyaratkan bagi Nabi Muhammad pada tahun Hijriyah. Jadi sebelum itu, belum ada kewajiban untuk berpuasa. Adapun dalil diisyaratkannya puasa dl firman Allah surat Al-Baqarah (2):183.

Hukum Puasa dibagi empat :

1.     Wajib, apabila dilakukan maka mendapat pahala namun apabila ditinggalkan maka mendapat dosa.
·         Puasa Ramadhan.
·         Puasa Qadha.
·         Puasa Kifarat atau Kafarat.
·         Puasa Nadzar.

2.    Sunnah, apabila dilakukan maka mendapat pahala namun apabila ditinggalkan maka tidak mendapatkan dosa.
·         Puasa Senin-Kamis.
·         Puasa Dawud.
·         Puasa tengah bulan.
·         Puasa enam hari di bulan syawal.
·         Puasa Arafah.
·         Puasa Asyura.
·         Puasa Nishfu Sya’ban.

3.    Makruh, apabila dilakukan maka tidak berdosa dan tidak berpahala namun apabila ditinggalkan maka mendapat pahala.
·         Puasa pada hari syak.
·         Puasa pada akhir Nishfu Sya’ban (kecuali bagi orang yang menqadha puasa di bulan Ramadhan, orang yang melaksanakan nadzar, orang yang membayar kifarat dengan puasa dan orang yang sudah terbiasa melakukan puasa di bulan-bulan sebelumnya.)
·         Mengkhususkan diri berpuasa di hari Jum’at, Sabtu atau Minggu tanpa ada sebab khusus.
·         Melakukan puasa wishal.

4.    Haram, apabila dilakukan maka mendapat dosa namun apabila ditinggalkan akan mendapat pahala.
·         Puasa pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
·         Puasa pada hari Tasyrik.
·         Puasa yang sunnah yang dilakukan oleh seorang wanita tanpa seijin suaminya.

Syarat Sah Puasa :
1)    Islam.
2)   Berakal Sehat.
3)   Suci dari haid dan Nifas.

Rukun Puasa :
1)    Niat pada malam harinya.
2)   Menahan hawa nafsu, baik nafsu makan dan minum maupun nafsu berhubungan badan (jimak) dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Hal-hal yang membatalkan Puasa :
1)    Makan dan minum dengan disengaja.
2)   Muntah dengan disengaja.
3)   Haid dan Nifas meskipun mulai terjadi ketika matahari kurang beberapa menit saja tenggelam.
4)   Mengeluarkan mani dengan sengaja.
5)   Berniat berbuka atau membatalkan puasa.

Yang disunnahkan ketika sedang berpuasa :
1)    Makan Sahur.
2)   Menyegerakan Berbuka Puasa apabila sudah adzan.
3)   Berdoa pada saat berbuka puasa.

Hikmah melakukan puasa :
1)    Menambahkan ketakwaan.
2)   Melatih kedisiplinan.
3)   Melatih kejujuran.
4)   Mengendalikan nafsu seksual.
5)   Menjaga kesehatan.

Hal-hal yang merusak ibadah puasa :
1)    Berkata dusta
2)   Ghibah
3)   Berkata kotor

Minggu, 13 Maret 2011

Penyakit-Penyakit yang bisa disembuhkan dengan berpuasa

1.      Penyakit Diabetes
Penyakit Diabetes Milletus yang sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan gula darah yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Tentu saja tidak semua penderita diabetes bisa direkomendasikan untuk melakukan puasa. Oleh karena itu, perlu minta saran dari dokter bagi penderita penyakit ini.

2.      Penyakit Hipertensi
Hipertensi sering juga disebut sebagai tekanan darah tinggi. Keadaan ini terjadi jika tekanan darah pada arteri utama di dalam tubuh terlalu tinggi. Puasa dapat menekan tekanan darah apabila pelakunya tidak makan makanan yang asin dan tetap minum obat hipertensi waktu sahur.

3.      Penyakit Mag
Penyakit Mag disebabkan karena adanya luka atau peradangan pada lambung. Orang yang memiliki penyakit ini sebaiknya mengatur pola makanannya mau pun dari keteraturan makannya. Puasa menjadi salah satu saran untuk mengatur pola makan seseorang.

4.      Penyakit Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan. Banyak orang yang takut pada obesitas. Pertama, membuat badan tidak lagi indah. Kedua, rentan terhadap penyakit. Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan. Jangan makan makanan yang berlemak tinggi dan lakukan diet.

Kamis, 10 Maret 2011

Neraca Pembayaran, Pendapatan Nasional, GNP & GDP

BAB I
PENDAHULUAN

            Berdasarkan teori pendapatan nasional dengan pendapatan per kapita memiliki hubungan yang searah dengan tingkat kemakmuran suatu negara. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional dan pendapatan per kapita suatu negara, maka tngkat kemakmuran negara tersebut akan semakin tinggi pula. Begitu pula sebaliknya.
            Perbedaan antara pendapatan nasional dengan pendapatan per kapita terletak pada objek yang dianalisis. Jika pendapatan nasional menganalisis pendapatan dari suatu negara secara keseluruhan, maka pendapatan per kapita hanya menganalisis pendapatan dari suatu individu di dalam suatu negara.


BAB II
ISI

            Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Susunan neraca pembayaran dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi keuangan, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
            Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain.
            Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital account. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

1.      Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat tiga transaksi :
·         Ekspor dan Impor barang tampak.
·         Ekspor dan Impor jasa (atau barang tak tampak).
·         Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.

2.      Neraca Modal
Neraca modal mencatat dua transaksi :
·         Aliran modal jangka panjang.
Biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.

·         Aliran modal jangka swasta.
Dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.

3.      Neraca keseluruhan
Neraca Keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.

Fungsi Neraca Pembayaran :
  1. Mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi (ekspor/impor, hubungan uang piutang, penanaman modal).
  2. Mengambil kebijakan di bidang moneter dan fiskal.
  3. Mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadapa pendapatan nasional.
  4. Mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan internasional.
  5. Mendapatkan gambaran tentang pengaruh transaksi luar negri terhadap pendapatan nasional.
            Neraca Perdagangan (Trade Balance) adalah sebuah ukuran selisih antara nilai impor dan ekspor atas barang nyata dan jasa. Tingkat neraca perdagangan dan perubahan ekspor dan impor. Neraca perdagangan adalah mencatat keadaan ekspor & impor barang/jasa.
  1. Ekspor  : kayu, garmen
  2. Impor    : suku cadang kendaraan, barang elektronik
Ekspor > impor          <=> neraca perdagangan (+)
Ekspor<impor            <=> neraca perdagangan (-)
Ekspor <=> kredit             Impor<=> debet
Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan  kewajiban untuk menerima neraca pembayaran dari penduduk lain.
Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan  hak untuk menerima neraca pembayaran dari penduduk lain.
K>D = Surplus
K<D = Defisit
K=D = Seimbang
            Konsep pendapatan nasional  pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional.
Komponen pendapatan Nasional :
§  Konsumsi
§  Investasi/tabungan
§  Pengeluaran pemerintah
§  Ekspor-Impor
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional :
§  Konsumsi
§  Investasi
Konsep yang berhubungan dengan Pendapatan Nasional :
            Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
            Produk Domestik Bruto (GDP) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
                Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
            Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
            Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
            Pedapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
            Pendapatan  yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Tujuan Pendapatan Nasional :
§  Mengetahui perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun.
§  Mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
§  Mengetahui kemajuan suatu negara dalam mencapai kemakmuran.
Manfaat Pendapatan Nasional :
§  Menggambarkan jenis perekonomian dan strukturnya.
§  Membandingkan perekonomian antarnegara dan antardaerah.
§  Membandingkan data pendapatan dari waktu ke waktu.
§  Membantu pemerintah merumuskan kebijakan di bidang ekonomi.

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan  (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
  • Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industriagrarisekstraktifjasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
  • Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M).
          Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negaraindustri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapuratermasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
      
Faktor yang penting adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang demikian.
Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain ditentukan oleh sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk beaing dengan barang-barang yang dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar tingkat pendapatan nasioanl, makin besar pula nilai impor.

BAB III
KESIMPULAN

          Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Semakin tinggi garis kemiskinan semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin.




Sumber :
-          Buku Ekonomi
-          Buku MakroEkonomi
-          http:// id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran
-          http:// www.bi.go.id › Home  Publikasi